Memelihara Lebah Trigona : Memanen Madu Tanpa Tersengat
teks oleh : Riyandoko dan Septiantina Dyah
Riendriasari
foto : Riyandoko
foto : Riyandoko
Lebah penghasil madu
Lebah
adalah serangga yang hidup berkelompok
atau berkoloni. Madu merupakan hasil utama yang dihasilkan lebah dari nektar atau sari-sari bunga yang mereka kumpulkan.
Masyarakat Indonesia sejak dulu hingga kini, memanfaatkan madu sebagai
bahan makanan, obat dan kosmetik. Madu
yang dikonsumsi rata-rata diperoleh dari sarang lebah hutan atau yang dikenal dengan Apis dorsata yang secara alami sudah ada di hutan dan belum bisa
dibudidayakan karena sifatnya yang agresif. Selain lebah hutan, ada juga lebah
lainnya yang
sudah biasa dipelihara yaitu Apis cerana, Apis mellifera
dan Apis florea yang relatif
berperilaku agresif dan mempunyai sengat.
ebah
jenis Apis cenderung berperilaku agresif dan memiliki sengat yang terkadang menyebabkan petani
enggan untuk membudidayakannya. Selain itu, lebah Apis juga rentan terhadap gangguan, seperti
goncangan pada stup dan suara bising. Oleh karena itu, untuk mendukung produksi madu, beberapa peneliti berdasarkan
pengamatan di masyarakat, menemukan jenis lebah lainnya yang tidak bersengat
dan tahan terhadap gangguan, yaitu jenis Trigona
sp. Dibandingkan jenis Apis, madu
yang dihasilkan jenis Trigona sp
cenderung lebih sedikit dan lebih masam. Jumlah produksi madu Apis mellifera mencapai 10 kilogram per
koloni per tahun sedangkan jenis Trigona
sp antara 1-2 kilogram per koloni per tahun. Akan tetapi khasiat madu yang diperoleh dari Trigona sp. diyakini
memiliki kualitas madu yang lebih baik dari Apis terutama
kandungan fruktosa dan glukosanya.
Trigona sp lebah madu tak bersengat
Jenis lebah Trigona
sp. adalah lebah dari Genus Trigona, Famili Meliponini yang identik dengan lebah madu yang tidak mempunyai
sengat (stingless bee). Lebah ini sering ditemukan di daerah tropis dimana penyebarannya
meliputi : a) Meksiko sampai dengan Argentina; b) India, Sri Langka sampai
dengan Thailand dan Semenanjung Malaysia; c) Kepulauan Salomon, Kepulauan Indonesia
sampai dengan Papua New Gini. Pada beberapa daerah di Indonesia Trigona mempunyai sebutan yang beragam,
diantaranya adalah : Klanceng (Jawa
Tengah dan Jawa Timur), Teuwel (Jawa
Barat), Galo-Galo (Sumatera Barat), Kelulut (Banjarmasin, Kalimantan
Tengah), Rentelan atau Sentelan (Sumbawa), Nyanteng dan Keledan
(Lombok), Udep (Dayak/Kalimantan
Timur), Ketape atau Ummu (Sulawesi).
Di alam, Trigona
membuat
sarang pada batang pohon;
gelondongan kayu dan bambu yang sudah kering; celah-celah dinding atau batu; dan di bawah atap tempat tinggal. Bentuk
tubuhnya yang kecil menjadikan jarak jelajah mencari pakannya juga lebih pendek
yaitu sejauh 500 meter dari sarang dengan ketinggian 3 meter, dibandingkan dengan lebah Apis. Adapun produk utama yang dihasilkan
oleh Trigona sp.
adalah propolis, madu dan bee bread.
- Propolis berupa lilin yang diproduksi oleh Trigona sp. dari getah tanaman yang tercampur dengan air liur lebah . Getah tersebut dikonsumsi Trigona sp. dari nektar dan batang yang dilukai. Propolis digunakan Trigona sp. sebagai usaha pertahanan diri untuk melindungi koloni dari serangan predator atau pemangsa Trigona sp. seperti semut, laba-laba, cicak dan kumbang kuning. Propolis mempunyai karakteristik beragam yaitu: lengket, liat dan beremah. Karakteristik tersebut tergantung pada jenis pakan dan kondisi lingkungan
- Madu sebetulnya adalah bahan makanan bagi lebah yang diproduksi dari nektar bunga dan digunakan oleh koloni lebah untuk berkembang. Madu lebah Trigona disimpan ke dalam kantong-kantong (pot) madu. Pembungkus madu ini juga disebut propolis
- Bee bread merupakan kumpulan serbuk sari yang dibawa oleh Trigona sp, kemudian dicampur dengan air liur lebah dan dibungkus dengan menggunakan propolis. Bee bread juga digunakan sebagai persediaan pakan bagi koloni. Bee bread memiliki rasa yang lebih masam dari madu.
Memelihara Lebah Madu Trigona sp
Memelihara Trigona sp sudah dipraktikkan masyarakat
hampir di seluruh wilayah Indonesia. Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan
dan dilakukan dalam memelihara Trigona sp
yaitu: mempersiapkan stup; mencari koloni di alam dan memindahkan ke stup; penyediaan
tanaman pangan; dan pemanenan produk perlebahan.
1. Mempersiapkan stup
Stup adalah kotak yang
digunakan untuk memelihara lebah. Bentuk
dan ukuran stup sampai saat ini belum ada patokannya. Berikut salah satu bentuk, ukuran dan
cara membuat stup dengan ukuran panjang 28 cm, lebar 20 cm dan tinggi 20 cm.
2. Memindahkan koloni alami Trigona sp. ke dalam stup
Koloni alami lebah Trigona sp dapat ditemui pada: gelondongan
kayu yang telah kering; ruas bambu kering yang biasa terdapat pada bangunan rumah,
gubuk, meja atau kursi; celah dinding atau batu. Dalam koloni biasanya terdapat
propolis, madu, bee bread, telur,
lebah dan ratu lebah. Koloni yang sehat dapat diketahui dari kondisi fisik telur
lebah yang mempunyai 3 gradasi warna yaitu: putih, coklat muda dan coklat gelap
yang menandakan ada fase telur awal, sedang dan siap menetas. Pemindahan ratu lebah adalah hal
terpenting dalam pemindahan koloni ke
stup
yang baru. Setelah proses pemindahan, sebaiknya stup diletakkan pada tempat
yang terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung. Koloni didiamkan tanpa
diganggu minimal selama 3-4 bulan. Hal ini dilakukan agar koloni mampu
beradaptasi dengan stup baru dan mampu berkembang biak.
3. Penanaman tanaman pakan lebah Trigona sp
Hal penting dalam
pemeliharaan lebah adalah tersedianya sumber pakan untuk koloni. Seperti lebah
pada umumnya, Trigona sp membutuhkan getah
tanaman, nektar dan serbuk sari sebagai bahan pakan dan menghasilkan produk yang dapat dipanen pemeliharanya
seperti propolis, madu dan bee bread. Penanaman tanaman pakan Trigona
sp, sebaiknya
di sekitar 500 meter dari sarang Trigona, karena Trigona biasa mencari pakan di
wilayah
jelajah 500 meter dari sarang. Beberapa tanaman yang dapat ditanam sebagai
sumber pakan Trigona sp antara lain: manggis,
mangga, nangka, bunga Euphorbia sp,
bunga matahari, kaliandra, pepaya, bayam, jarak kembang.
4.
Pemanenan madu
Pengambilan atau pemanenan
madu pertama dari
stup dapat dilakukan enam bulan setelah lebah madu Trigona sp menempati stup. Sedangkan pemanenan berikutnya dapat dilakukan setiap
tiga bulan sekali. Pengambilan madu dapat dilakukan dengan membuka stup bagian
atas dan mengambil madu di bagian stup madu (bagian bawah). Pengambilan perlu
hati-hati dan usahakan antara madu dan bee
bread tidak tercampur. Karena tercampurnya bee bread ke madu akan mempengaruhi rasa madu menjadi asam. Setelah
madu dan bee bread diambil, tutup
kembali stup dan letakkan di tempat semula.
Pengolahan madu dapat
dilakukan dengan cara pemerasan
dengan menggunakan
alat. Pemerasan
dilakukan
untuk mengeluarkan madu yang ada dalam kantong-kantong (pot) madu. Madu yang
sudah dikeluarkan kemudian disaring menggunakan kain selama semalam untuk
memisahkan sisa propolis dan kotoran lainnya. Kantong-kantong madu yang
berwarna coklat gelap merupakan propolis yang dapat diolah lebih lanjut sebagai
bahan obat dan kosmetik.
Pemasaran madu lebah Trigona
Pada saat ini hasil
lebah Trigona sp yang dapat dipasarkan
langsung oleh pembudidaya adalah madu. Madu dapat dikemas dan dijual dengan
harga rata-rata Rp 200.000,- / 600 ml. Sebagai strategi pemasaran pembudidaya
dapat membentuk kelompok, koperasi dan asosiasi di wilayahnya. Koperasi dan
asosiasi dapat menerapkan pemasaran secara langsung, membuka toko (outlet), gerai di pusat perbelanjaan
atau melalui jalur internet.
Untuk propolis dan bee bread pembudidaya belum semua dapat
mengolahnya menjadi barang siap konsumsi, namun pembudidaya dapat mengolah
kantong-kantong madu menjadi propolis mentah dan bee bread menjadi serbuk. Propolis mentah dan serbuk bee bread merupakan pasokan bahan baku bagi
industri pengolahan obat dan kosmetik. Propolis mentah ditingkat pembudidaya
rata-rata dihargai Rp 250.000,-/kg dan serbuk bee bread dihargai Rp 150.000,- /kg.
Dengan memelihara lebah
Trigona sp di sekitar rumah, dapat
menjadi pilihan bagi pembudidaya dan petani dalam meningkatkan pendapatan
keluarga, dari madu dan hasil lainnya tanpa khawatir tersengat lebah.
Komentar
Posting Komentar